Industri rumah tangga kerajinan sandal batik di Desa
Baleasri, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, menembus pasar
luar negeri.
Dari ujung rambut hingga ujung kaki Magetan dapat menjadi
ide bagi industri rumahan. Di tangan perajin, alas kaki pun dapat mendatangkan
rezeki. Seperti halnya usaha yang dikelola pasangan suami istri Hendrik
Yulianto dan Ana Setyawati ini telah digeluti sejak lima tahun terakhir.
Awalnya pasangan ini sempat kesulitan modal dan pasar, namun kini sudah sangat
berbeda. Usaha ini tak kalah saing dengan usaha lain, setiap bulannya industri
sandal ini menghasilkan rata-rata 2.600 pasang sandal batik.
Selagi perhatian orang pada batik belum berpaling, sandal
batik buatannya mengambil ceruk yang cukup besar. Harga tiap pasang sandal ini
bervariasai dan terjangkau, antara 10rb sampai 20rb, harga tersebut tergantung
pada motif dan cara pembuatanya yang super ulet. Jika perajin lain mungkin
‘tumbang’ ketika dibanting oleh kondisi ekonomi yang membuat hasil produksi
tersendat-sendat di pasar, pengusaha yang satu ini tetap telaten membuat sandal
batik. Ketekunan dan keuletannya membuahkan hasil. Kini dia mampu menembus
pasar luar negeri di samping memenuhi pasar dalam negeri.
Pasar sandal batik ini sudah cukup menjanjikan. Selain
daerah lokal Magetan, sandal batik ini sangat berkembang pesat, mulai dari
Yogyakarta, Jakarta, Bali, hingga Kalimantan. Sandal batik ini juga banyak
dipesan sejumlah hotel dari berbagai daerah dan menembus pasar luar negeri di
antaranya Belanda, Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Omset yang diraih juga lumayan banyak, yakni minimal
mencapai Rp20 juta setiap bulan. Sedangkan bahan baku limbah kain batik,
didatangkan dari daerah penghasil kain batik, di antaranya Solo, Yogyakarta,
dan Pekalongan dengan harga yang relatif sangat murah
Inilah suatu kebanggaan
tersendiri di Kabupaten Magetan, yang bisa membawa nama baik Kabupaten ini
hingga tingkat INTERNASIONAL.